Minggu, 25 Desember 2011


LAPORAN PRAKTIKUM PLK
PENGGUNAAN ALAT UKUR








                                       Disusun oleh    :  Astri Luffiati Lestari
                                                             Muhammad Firman
                               Kelompok         : 5
                               Kelas                 : X Analis 2


Laboratorium Kimia Dasar
Kompetensi Keahlian Analisis Kimia
SMKN 7 Bandung
2011/2012



BAB I PENDAHULUAN

1.1            Prinsip Dasar
Mengukur Dengan Alat Ukur ini berisi tentang penggunaan berbagai macam alat ukur berskala untuk digunakan dalam menentukan dimensi atau variabel. Penggunaan alat ukur secara tepat dan benar sangat penting, untuk itu diberikan pula cara perawatan dan pemeliharaan dari alat-alat ukur tersebut. Untuk dapat menentukan ukuran suatu benda diperlukan ketrampilan menggunakan alat ukur dengan baik.
Alat ukur merupakan peralatan yang sangat penting dalam pemeriksaan/perawatan pengukuran kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua
Alat ukur terdiri dari alat ukur mekanis, alat ukur pneumatic dan alat ukur elektronis.
Alat ukur pneumatic adalah alat ukur yang bekerja karena pengaruh tekanan ataupun karena adanya perbedaan tekanan pada gas, udara dan zat lain.
Sedangkan alat ukur elektronis merupakan salah satu alat ukur yang bekerja atas dasar arus yang mengalir.

1.2 Tujuan Praktikum
                 Agar siswa dapat menggunakan alat ukur yang ada di laboratorium dengan baik dan benar

                             BAB II TEORI PENUNJANG/TINJAUAN PUSTAKA

2.1    1) Peralatan Dasar Laboratorium
                 a. Gelas Kimia (beaker), digunakan untuk menampung larutan dan memanaskannya
                 b. Erlenmeyer, digunakan untuk mengaduk cairan melalui pengocokan, juga untuk titrasi
                 c. Gelas Ukur (graduated cylinder), untuk mengukur volume cairan yang terdapat di dalamnya
                 d. Pipet, untuk mengukur volume larutan yang kita ambil. Ada beberapa macam :
                 Pipet Seukuran (volumetric) yang hanya bisa mengambil sejumlah volume larutan dengan tepat,
                 Pipet tetes (drop) untuk jumlah kecil larutan
                 e. Buret, alat ini digunakan untuk titrasi
                 f. Tabung Reaksi, digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam jumlah sedikit

                 g. Kaca Arloji (watch glass) digunakan untuk reaksi atau penguapan sederhana
                 h.corong, digunakan untuk menyaring secara gravitasi
                 i. corong Buchner, digunakan untuk penyaringan cepat dengan cara penyedotan melalui pengisap/vacuum
                 j. Corong Pisah (separating tunnel), digunakan untuk memisahkan dua lapisan cairan atau lebih
                 k. cawan, digunakan untuk menguapkan larutan
                 l. spatula, digunakan untuk mengambil zat padat
                 m. kaca pengaduk, digunakan untuk mengaduk larutan dalam labu
                 n. kasa asbes, digunakan untuk menahan dan menyebarkan panas yang berasal dari bunsen
                 o. kaki tiga, yang menyangga untuk pemanasan
2) Cara membaca volume
                 Cara membaca skala dengan melihat garis singgung dengan bagian bawah miniskus cairan sejajar.
                 Miniskus adalah garis lengkung (untuk air akan cekung) permukaan cairan akibat adanya gaya adhesi atau kohesi zat cair dengan gelas

                                      BAB III PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Alat-alat praktikum
       a. Botol semprot                        f. Pipet tetes
       b. Buret                                       g. Pipet ukur
       c. Gelas kimia                             h. Pipet Volumetric
       d. Gelas ukur                              i. Tabung reaksi
       e. Labu ukur
3.2 Bahan-bahan praktikum
       a. Aqua DM
       b. Kalium permanganat (KMnO₄)


3.3 Prosedur Kerja
Gambar
Cara Kerja

A.     Penggunaan gelas Ukur
1.    Masukan Aqua DM kedalam gelas ukur sampai dibawah tanda batas 25 mL (sedikit dibawah dari batas ukuran 25 mL)
2.    Keringkan bagian atas gelas ukur menggunakan kertas hisap dan batang pengaduk sampai benar-benar kering pada batas 25 mL (kertas hisap tidak tercelup pada aqua DM)
3.    Tepatkan hingga volume 25 mL dengan menggunakan pipet tetes
4.    Lihat volume tepat sejajar mendatar dengan mata

B.     Penggunaan Labu ukur
1.    Masukkan aqua DM kedalam labu ukur sampai dibawah tanda batas 100 mL (sedikit dibawah tanda batas ukuran 100 mL)
2.    Keringkan bagian atas labu ukur menggunakan kertas hisap dan batang pengaduk sampai benar-benar kering pada tanda batas 100 mL (kertas hisap tidak tercelup pada aqua DM)
3.    Tepatkan hingga volume 100 mL dengan menggunakan pipet tetes
4.    Lihat volume tepat sejajar mendatar dengan mata

C.     Penggunaan Pipet Ukur
1.      Masukan sedikit aqua DM kedalam gelas kimia
2.      Pipet dengan menggunakan pipet ukur sampai diatas tanda batas pipet ukur
3.      Keringkan bagian ujung pipet ukur dengan menggunakan kertas hisap. Apabila larutan yang dipipet adalah larutan yang pekat tidak perlu dilap
4.     Tanda bataskan dengan menggunakan larutan sampai tanda batas volume 10 mL atau 5 mL

D. Penggunaan pipet volumetric
1. pipet dengan menggunakan pipet ukur larutan yang ada didalam labu ukur sampai diatas tanda batas pipet ukur
2. keringkan bagian ujung pipet ukur dengan menggunakan kertas hisap
3. tanda bataskan dengan mengeluarkan larutan sampai tanda batas volume 10 mL
4. masukan larutan yang telah diukur kedalam erlenmeyer
Catatan : Larutan yang tidak berwarna dilihat dari miniskus bawah
                  Larutan yang berwarna dilihat dari miniskus atas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1             Data pengamatan
          Percobaan pertama (penggunaan gelas ukur) mengunakan larutan aqua DM dilihat dari miniskus bawah, karena larutan yang digunakan adalah larutan yang bening atau tidak berwarna, tetapi saat menggunakan larutan yang berwarna atau pekat dilihat dari miniskus atas.
          Percobaan kedua (pengunaan labu ukur), percobaan ketiga (penggunaan pipet ukur), dan percobaan keempat (penggunaan pipet volumetric) sama seperti percobaan pertama
mengunakan larutan aqua DM dilihat dari miniskus bawah, karena larutan yang digunakan adalah larutan yang bening atau tidak berwarna, tetapi saat menggunakan larutan yang berwarna atau pekat dilihat dari miniskus atas.

4.2             Pembahasan
1.      Bolehkah beaker glass dan erlenmeyer digunakan untuk mengukur?
Tidak, karena beaker glass mempunyai fungsi sebagai menampung larutan dan memanaskannya sedangkan erlenmeyer untuk mengaduk cairan melalui pengocokan, juga untuk titrasi.
2.      Bolehkah gelas ukur digunakan untuk mereaksikan zat?
Tidak, karena gelas ukur digunakan untuk mengukur volume cairan yang terdapat di dalamnya untuk mereaksikan zat digunakan tabung reaksi.

BAB V KESIMPULAN
            Larutan yang tidak berwarna dilihat dari miniskus bawah, Larutan yang berwarna dilihat dari miniskus atas. Bila mengisi larutan isi dibawah tanda batas untuk membersihkan larutan yang menempel pada dinding gelas kimia/labu menggunakan kertas hisap karena bila ada larutan yang menempel akan mempengaruhi volume yang sudah ditentukan lalu bila sudah benar benar kering isi larutan menggunakan pipet agar dinding tidak terkena larutannya. 
            Mengukur menggunakan pipet ukut/volumetric pertama cuci pipet menggunakan larutan yang akan dipakai (berwarna ataupun tidak) sebanyak 3 kali lalu isi diatas tanda batas dengan larutan yang akan dipakai lalu keluarkan larutan sampai tanda batasnya.

0 komentar:

Posting Komentar