LAPORAN PRAKTIKUM PLK
PENGGUNAAN ALAT UKUR
Disusun oleh : Astri Luffiati Lestari
Muhammad Firman
Kelompok
: 5
Kelas : X Analis 2
Laboratorium Kimia Dasar
Kompetensi Keahlian Analisis Kimia
SMKN 7 Bandung
2011/2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Prinsip Dasar
Mengukur Dengan Alat Ukur ini berisi tentang penggunaan
berbagai macam alat ukur berskala untuk digunakan dalam menentukan dimensi atau
variabel. Penggunaan alat ukur secara tepat dan benar sangat penting, untuk itu
diberikan pula cara perawatan dan pemeliharaan dari alat-alat ukur tersebut.
Untuk dapat menentukan ukuran suatu benda diperlukan ketrampilan menggunakan
alat ukur dengan baik.
Alat ukur
merupakan peralatan yang sangat penting dalam pemeriksaan/perawatan pengukuran kendaraan
bermotor baik roda empat maupun roda dua
Alat ukur
terdiri dari alat ukur mekanis, alat ukur pneumatic dan alat ukur elektronis.
Alat ukur
pneumatic adalah alat ukur yang bekerja karena pengaruh tekanan ataupun karena
adanya perbedaan tekanan pada gas, udara dan zat lain.
Sedangkan alat
ukur elektronis merupakan salah satu alat ukur yang bekerja atas dasar arus
yang mengalir.
1.2 Tujuan
Praktikum
Agar siswa dapat menggunakan alat ukur yang ada di
laboratorium dengan baik dan benar
BAB
II TEORI PENUNJANG/TINJAUAN PUSTAKA
2.1 1) Peralatan Dasar Laboratorium
a. Gelas Kimia (beaker), digunakan untuk menampung
larutan dan memanaskannya
b. Erlenmeyer, digunakan untuk mengaduk cairan
melalui pengocokan, juga untuk titrasi
c. Gelas Ukur (graduated cylinder), untuk mengukur
volume cairan yang terdapat di dalamnya
d. Pipet, untuk mengukur volume larutan yang kita
ambil. Ada beberapa macam :
Pipet Seukuran (volumetric) yang hanya bisa
mengambil sejumlah volume larutan dengan tepat,
Pipet tetes (drop) untuk jumlah kecil larutan
e. Buret, alat ini digunakan untuk titrasi
f. Tabung Reaksi, digunakan untuk melakukan reaksi
kimia dalam jumlah sedikit
g. Kaca Arloji (watch glass) digunakan untuk reaksi
atau penguapan sederhana
h.corong, digunakan untuk menyaring secara gravitasi
i. corong Buchner, digunakan untuk penyaringan cepat
dengan cara penyedotan melalui pengisap/vacuum
j. Corong Pisah (separating tunnel), digunakan untuk
memisahkan dua lapisan cairan atau lebih
k. cawan, digunakan untuk menguapkan larutan
l. spatula, digunakan untuk mengambil zat padat
m. kaca pengaduk, digunakan untuk mengaduk larutan
dalam labu
n. kasa asbes, digunakan untuk menahan dan
menyebarkan panas yang berasal dari bunsen
o. kaki tiga, yang menyangga untuk pemanasan
2) Cara membaca volume
Cara membaca
skala dengan melihat garis singgung dengan bagian bawah miniskus cairan
sejajar.
Miniskus adalah garis lengkung (untuk air akan
cekung) permukaan cairan akibat adanya gaya adhesi atau kohesi zat cair dengan
gelas
BAB III PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Alat-alat praktikum
a. Botol semprot f. Pipet tetes
b. Buret g.
Pipet ukur
c. Gelas kimia h.
Pipet Volumetric
d. Gelas ukur i.
Tabung reaksi
e. Labu ukur
3.2 Bahan-bahan praktikum
a. Aqua DM
b. Kalium permanganat (KMnO₄)
3.3 Prosedur
Kerja
Gambar
|
Cara Kerja
|
|
A.
Penggunaan gelas Ukur
1.
Masukan Aqua DM
kedalam gelas ukur sampai dibawah tanda batas 25 mL (sedikit dibawah dari
batas ukuran 25 mL)
2.
Keringkan
bagian atas gelas ukur menggunakan kertas hisap dan batang pengaduk sampai
benar-benar kering pada batas 25 mL (kertas hisap tidak tercelup pada aqua
DM)
3.
Tepatkan hingga
volume 25 mL dengan menggunakan pipet tetes
4.
Lihat volume
tepat sejajar mendatar dengan mata
|
|
B.
Penggunaan Labu ukur
1.
Masukkan aqua
DM kedalam labu ukur sampai dibawah tanda batas 100 mL (sedikit dibawah tanda
batas ukuran 100 mL)
2.
Keringkan
bagian atas labu ukur menggunakan kertas hisap dan batang pengaduk sampai
benar-benar kering pada tanda batas 100 mL (kertas hisap tidak tercelup pada
aqua DM)
3.
Tepatkan hingga
volume 100 mL dengan menggunakan pipet tetes
4.
Lihat volume
tepat sejajar mendatar dengan mata
|
|
C.
Penggunaan Pipet Ukur
1.
Masukan sedikit
aqua DM kedalam gelas kimia
2.
Pipet dengan
menggunakan pipet ukur sampai diatas tanda batas pipet ukur
3.
Keringkan
bagian ujung pipet ukur dengan menggunakan kertas hisap. Apabila larutan yang
dipipet adalah larutan yang pekat tidak perlu dilap
4. Tanda bataskan dengan menggunakan larutan sampai
tanda batas volume 10 mL atau 5 mL
|
|
D.
Penggunaan pipet volumetric
1. pipet dengan menggunakan pipet ukur larutan yang
ada didalam labu ukur sampai diatas tanda batas pipet ukur
2. keringkan bagian ujung pipet ukur dengan
menggunakan kertas hisap
3. tanda bataskan dengan mengeluarkan larutan sampai
tanda batas volume 10 mL
4. masukan larutan yang telah diukur kedalam
erlenmeyer
|
Catatan :
Larutan yang tidak berwarna dilihat dari miniskus bawah
Larutan yang berwarna dilihat dari miniskus
atas
|
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Data pengamatan
Percobaan pertama (penggunaan gelas
ukur) mengunakan larutan aqua DM dilihat dari miniskus bawah, karena larutan
yang digunakan adalah larutan yang bening atau tidak berwarna, tetapi saat
menggunakan larutan yang berwarna atau pekat dilihat dari miniskus atas.
Percobaan kedua (pengunaan labu ukur),
percobaan ketiga (penggunaan pipet ukur), dan percobaan keempat (penggunaan
pipet volumetric) sama seperti percobaan pertama
mengunakan
larutan aqua DM dilihat dari miniskus bawah, karena larutan yang digunakan
adalah larutan yang bening atau tidak berwarna, tetapi saat menggunakan larutan
yang berwarna atau pekat dilihat dari miniskus atas.
4.2
Pembahasan
1.
Bolehkah beaker glass dan erlenmeyer digunakan untuk
mengukur?
Tidak,
karena beaker glass mempunyai fungsi sebagai menampung larutan dan memanaskannya
sedangkan erlenmeyer untuk mengaduk cairan melalui pengocokan, juga untuk
titrasi.
2.
Bolehkah gelas ukur digunakan untuk mereaksikan zat?
Tidak,
karena gelas ukur digunakan untuk mengukur volume cairan yang terdapat di
dalamnya untuk mereaksikan zat digunakan tabung reaksi.
BAB V KESIMPULAN
Larutan yang
tidak berwarna dilihat dari miniskus bawah, Larutan yang berwarna dilihat dari
miniskus atas. Bila mengisi larutan isi dibawah tanda batas untuk membersihkan
larutan yang menempel pada dinding gelas kimia/labu menggunakan kertas hisap karena
bila ada larutan yang menempel akan mempengaruhi volume yang sudah ditentukan
lalu bila sudah benar benar kering isi larutan menggunakan pipet agar dinding
tidak terkena larutannya.
Mengukur menggunakan
pipet ukut/volumetric pertama cuci pipet menggunakan larutan yang akan dipakai (berwarna
ataupun tidak) sebanyak 3 kali lalu isi diatas tanda batas dengan larutan yang
akan dipakai lalu keluarkan larutan sampai tanda batasnya.
0 komentar:
Posting Komentar