Jumat, 29 Juni 2012

Parasetamol Dapat Merusak Paru-Paru


Publikasi: 20/06/2005 11:04 WIB 

eramuslim, Parasetamol memang sangat manjur untuk menghilangkan rasa sakit
kepala, pusing atau demam. Tapi, dibalik keampuhannya tersebut, ternyata
menyimpan bahaya yang cukup besar yakni dapat menurunkan fungsi paru-paru.
Hampir setiap obat sakit kepala dan demam yang dijual secara bebas pasti
mengandung parasetamol, hanya saja kadarnya yang berbeda. Memang diakui,
parasetamol terbukti sangat efektif untuk menghilang rasa nyeri dalam waktu
singkat.
Meski demikian, jangan gunakan obat ini secara rutin. Apalagi bagi penderita
penyakit asma dan penyakit paru obstruktif menahun atau chronic obstructive
pulmonary disease (COPD). Karena, bila obat ini digunakan setiap hari, dapat
menyebabkan penurunan fungsi paru-paru. Hasil ini berdasarkan data survei yang
dikumpulkan oleh 'Third National Health and Nutrition Examination Survey' dari tahun
1988-1994 pada sekitar 13.500 orang dewasa di Amerika Serikat. Mereka semua
memberikan informasi akan obat yang dipakai yaitu Aspirin Parasetamol dan
Ibuprofen.
Dari data survey ini terlihat bahwa mereka yang menggunakan obat Parasetamol,
mengalami resiko untuk menderita Asma dan COPD yang lebih tinggi. Dan pada
penggunaan Parasetamol rutin setiap hari atau penggunaan lebih besar,
dihubungkan dengan terjadi penurunan dari fungsi paru. Sedang pada obat Aspirin
dan Ibuprofen, tidak terlihat adanya gangguan dari paru.
Penelitian yang dilakukan pada hewan, dosis tinggi dari Parasetamol akan
menurunkan kadar dari salah satu antioksidan yang penting, yaitu Glutathion, yang
ada pada jaringan paru. Jadi, kemungkinan gangguan paru yang terjadi akibat
pemakaian rutin Parasetamol disebabkan karena terjadi penurunan Glutathion,
yang menyebabkan peningkatan resiko dari kerusakan jaringan paru dan
peningkatan dari penyakit pernafasan. Penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya, yang menyatakan bahwa penggunaan Parasetamol dapat
meningkatkan resiko yang berat bagi penderita asma.
Bahaya Parasetamol atau yang disebut juga Asetaminofen, ternyata tidak hanya
menyerang paru-paru saja, termasuk juga ginjal bila digunakan dalam waktu yang
lama. Kebiasaan menggunakan Parasetamol, terutama bagi kaum wanita untuk
menghilangkan nyeri seperti pada saat haid, dinilai sangat membahayakan.
Penelitian ini dilakukan terhadap 1.700 wanita yang diteliti selama lebih dari 11
tahun, yang mengalami penurunan fungsi filtrasi ginjal sebesar 30 persen. Dari
penelitian terlihat bahwa wanita yang mengkonsumsi Parasetamol sebanyak 1.500 -
9.000 butir selama hidupnya, berisiko untuk mengalami gangguan ginjal sebesar 64
persen.
Sedangkan untuk mereka yang mengkonsumsi lebih dari 9.000 tablet, risiko ini
meningkat hingga dua kali lipat. Tapi penelitian ini tidak menunjukkan adanya
hubungan antara gangguan fungsi ginjal dengan Aspirin atau obat pereda
nyeri/inflamasi lainnya seperti golongan anti inflamasi non-steroid. Penelitian ini
bukan untuk menghentikan penggunaan Parasetamol. Tapi untuk berhati-hati
dalam menggunakannya untuk jangka panjang. Selain itu bagi para peneliti,
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan pengobatan lain dalam
mengatasi rasa nyeri, yang tidak berbahaya bila digunakan untuk waktu yang
lama. (to/is)

0 komentar:

Posting Komentar